Penjualan online untuk produk perjalanan pada tahun 2000 lalu diestimasi mencapai US$5.9 milyar. Dalam dua tahun, penjualan diharapkan telah mencapai dua kali lipat kurang lebih US$11.7 milyar (Anonim, 2002). Peningkatan profit ini akan terus tumbuh dengan cepat tiap tahunnya. Perusahaan kereta api harus mentransformasikan: cara melakukan bisnisnya, cara untuk berinteraksi dengan pelanggan, kulturnya, dan cara menggunakan teknologi untuk dapat berpartisipasi dalam peluang yang terciptakan oleh adanya transaksi elektronik (disebut sebagai eOpportunity), atau jika tidak perusahaan tersebut akan tertinggal jauh dibelakang dari kompetitornya. Terdapat berbagai solusi teknologi informasi untuk perusahaan kereta api diantaranya: eTicketing, eHR (electronic Human Resources), eCRM (electronic Customer Relationship Management), eInvoicing (electronic Invoicing), dan lain-lain. Menurut penelitian (Anonim, 2002) bahwa penggunaan aplikasi eTicketing pada perusahaan kereta api merupakan cara yang terbaik untuk memulai penggunaan berbagai solusi teknologi informasi yang ada saat ini. eTicketing dibangun sebagai cara baru untuk mendistribusikan dan menjual tiket yang dipengaruhi oleh kekuatan internet. eTicket dapat didistribusikan melalui internet dan di-download ke smartcard atau media elektronik lainnya atau juga di-print ke suatu kertas. Perusahaan kereta api yang menggunakan aplikasi eTicketing seharusnya dapat melihat peningkatan cash flow, reduksi terhadap operating cost, dan reduksi yang significant pada konsumsi kertas.

Saat ini kita memiliki beberapa teknologi web untuk mengembangkan suatu aplikasi berbasis web seperti eTicketing, namun platform Java patut dipertimbangkan sebagai salah satu pilihan terbaik untuk dipertimbangkan. Platform Java dengan jargonnya: scalability, availability, maintainability, extensibility, dan security. Sebagaimana Java 2 Enterprise Edition (J2EE) yang mengalami perkembangan dengan pesat, teknologi Java Server Pages (JSP) yang juga masuk kedalam ranah J2EE juga mengalami perkembangan pesat. Ketersediaan JSP/ Servlet container open source dan free seperti Tomcat dari Apache Jakarta Project turut mengakselerasi perkembangan JSP secara dramatis.

Jakarta Apache Struts merupakan salah satu web application framework open source yang mempermudah developer Java untuk membuat aplikasi berbasis teknologi Java Servlet dan JSP. Seperti halnya membangun suatu gedung, aplikasi web haruslah memiliki solid foundation ‘dasar yang kokoh’ agar struktur diatasnya dapat berdiri dengan kokoh. Dengan menggunakan Struts maka developer dapat berkonsentrasi dalam membangun business application daripada infrastruktur. Struts framework mengimplementasikan design pattern Model-View-Controller (MVC). MVC pattern merupakan salah satu pattern terbaik dan matang yang ada saat ini. Dengan pattern MVC ini akan membuat sederhana tiga fungsi dasar yang ada dalam suatu aplikasi yaitu : pemeliharaan conditional logic dalam menentukan tampilan mana yang akan dipresentasikan pada user; apa yang terjadi jika terdapat error pada input user; dan bagaimana/ kapan suatu remote system/ back-end store dapat ter-updated.

Sangatlah mungkin untuk mengombinasikan ketiga proses diatas dalam satu modul dan system tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya namun problem yang kerap kali muncul adalah ketika kita mencoba untuk melakukan maintenance on the code ‘pemeliharaan kode’. Pada kasus JSP yang dibangun atas kode JSP (Java) dan HTML (look and feel code) dalam satu halaman akan memiliki kerumitan manakala dilakukan pemeliharaan kode karena harus melibatkan developer Java dan designer page dalam satu waktu. Dengan menggunakan MVC pattern, problem tersebut dapat diatasi karena kode terpisahkan atas tiga bagian yaitu : Model (komponen yang memelihara data pada back-end store atau remote system), View (end-user presentation layer), dan Controller (conditional logic yang menentukan : tampilan yang akan dipresentasikan pada user, apa yang dilakukan jika terjadi error, dan bagaimana meng-updated remote system).

MVC pattern menyederhanakan pemeliharaan dengan tetap menjaga seluruh logic agar tidak menjadi rumit (intertwined) dan secara alami MVC memberikan batas antara orang yang bertanggung jawab terhadap kode Java dan orang yang bertanggung jawab terhadap presentation layer.





sources :
FAISAL WIRYASANTIKA (NIM 23201132), Central Library Institute Technology Bandung
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php

0 comments:

Post a Comment

What time is it?

About Me

My photo
Pekanbaru, Riau, Indonesia

My Timeline

Follow aaimm on Twitter

Blog List

Followers

Blogger Bertuah